Oleh : Maspril Aries
Wartawan Utama & Penggiat Kaki Bukit Literasi
Program talkshow pada saat ini menjadi primadona, sebab bisa disiarkan secara langsung/interaktif dan atraktif.
Di tengah menanti waktu berbuka puasa sunat, Kamis (9/7) saya membaca tulisan yang ditulis wartawan senior Eddy Koko berjudul Membangun Talkshow (Online) yang dimuat di Koran Sindo. Baru usai membaca paragraf pertama saya langsung tertawa ngakak.
Pada bagian awal tulisannya mantan Produser Talkshow Polemik Radio Trijaya dari 2005 – 2013 itu menulis pengalamannya diundang ikut talkshow online atau webinar. Talkshow online baru saja dimulai dengan peserta dipersilahkan berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Eddy Koko langsung menutup kamera di laptopnya.
Untuk lengkapnya saya kutip paragraf pertama tersebut, “PEKAN lalu ada undangan ikut serta acara talkshow online. Sekarang sedang marak talkshow online atau webinar karena banyak orang harus di rumah akibat wabah korona. Oleh sebab si pengundang sahabat baik, saya pun ikut serta duduk depan laptop. Tiba-tiba pemandu acara mempersilakan peserta berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sempat serbasalah sejenak, tapi langsung saya tutup kamera laptop. Pasalnya, walau mengenakan baju rapi berikut peci, terlihat sopan di layar, saya pakai celana kolor.”
Pengalaman tersebut juga mirip-mirip pernah saya alami, diajak ikut talkshow virtual, saya selalu malas. Apa lagi jika talkshow online tersebut berlangsung pagi hari dan harus berpakaian formal atau memakai batik. Padahal pagi hari dalam suasana WFH atau new normal selalu berpakaian kaos oblong, celana pendek atau memakai kain sarung. Mau ganti penampilan malas, jadi urung ikutan ber-talkshow -ria di dunia maya.
Selain itu faktor isu atau tema yang dibahas tidak menarik, nara sumber kurang greget dan pemandu talkshow yang tidak mampu menguasai arena diskusi virtual. Ada juga karena faktor jaringan internet yang lemot. Seperti ditulis Eddy Koko, talkshow online banyak yang tidak menarik atau membosankan.
Apa yang disampaikan Eddy Koko tersebut adalah kenyataan, semakin marak talkshow online atau virtual maka semakin banyak yang tidak menarik dan membosankan. Pemandu acara talkshow sering juga disebut anchor (jangkar) juga disebut host tampil tidak menarik, tampil seperti memandu acara seminar ilmiah. Pemandu talkshow berbeda dengan pemandu atau moderator seminar.
Menurut Eddy Koko mengapa pemandu talkshow disebut jangkar atau anchor? Karena tugasnya menjaga agar lajunya kapal tidak keluar dari jalur, yaitu berarti pembicaraan tidak keluar dari topik, jangan sampai ngalor-ngidul, sehingga durasi dan simpulan bisa didapat dengan pas. Jangkar atau moderator talkshow harus menguasai masalah, tahu kapan memotong narasumber bicara dengan luwes, mengingatkan kembali ke topik/ tema, bahkan berani menegur pembicara yang menyerang fisik orang lain.
Apa yang ditulis Eddy Koko mengingatkan saya saat dia mengajak menjadi pemandu talkshow di Radio Trijaya FM Palembang pada frekwensi FM 87,6. Saya mengenal Eddy Koko sudah sejak lama saat mahasiswa tahun 1985. Saat itu Eddy Koko menjabat redaktur di Harian Lampung Post. Setelah selesai kuliah, lama kami tidak bertemu sampai kemudian 1995 berjumpa kembali di Jakarta. Eddy Koko hijrah ke ibu kota menjadi wartawan di Harian Jayakarta, saya mulai menjadi wartawan di Harian Republika.
Tahun 2006 kami bertemu di Palembang, Eddy Koko mempersiapkan kehadiran Radio Trijaya FM Palembang. Saat itu dia mengajak saya bergabung menjadi pemandu talkshow yang diberi nama “Trijaya Prime Topics.” Eddy Koko memilih pemandu dari luar Radio Trijaya dengan alasan agar acara takshow tersebut bisa berlangsung independen dan menguasai tema. Independen dalam memilih tema dan independen dalam memilih nara sumber. talkshow yang berlangsung setiap Senin malam pukul 19.00 – 20.00 WIB.
Program “Trijaya Prime Topics” yang dirancang Eddy Koko berbeda dengan talkshow di beberapa radio yang ada di Palembang. Talkshow ini mengadopsi format talkshow “Polemik” dari Radio Trijaya FM Jakarta yang sudah lebih dulu populer.
“Polemik” adalah talk show radio yang mengusung konsep perdebatan. Talk show “Polemik” lahir pada 2005 sebagai perubahan nama program sebelumnya “Bincang Sabtu.” Nama “Polemik” sangat melekat pada pendengar radio di Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia. Talkshow “Polemik” hadir setiap akhir pekan dengan konsep outside broadcast, yang diliput banyak wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik, dan siarkan live ke 50 kota di Indonesia.
“Polemik” sepertinya menjadi model talkshow satu-satunya di dunia yang diselenggarakan radio dengan mengundang wartawan dari berbagai media. Program “Trijaya Prime Topics” di Radio Trijaya FM Palembang mengadopsi konsep outside broadcast yang disiarkan langsung dari sebuah hotel berbintang, yaitu Hotel Horison Palembang. Talkshow ini banyak dihadiri pengunjung dan bebas diliput wartawan berbagai media massa lokal di Palembang. Saya menjadi host “Trijaya Prime Topics” hampir selama senam tahun dari 2006 – 2012.
Apa Talkshow?
Talkshow adalah ungkapan bahasa Inggris terdiri dari kata “show” dan “talk.” Show artinya tontonan, pertunjukan atau pameran, sedangkan talk artinya omong-omong, ngobrol-ngobrol. Dengan begitu talkshow berarti pertunjukan orang-orang yang sedang ngobrol. Istilah “talkshow” merupakan aksen dari bahasa Inggris di Amerika Serikat. Di Inggris sendiri, istilah Talkshow ini biasa disebut Chat Show.
Talkshow adalah sebuah program radio atau televisi dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang anchor atau host. Program talkshow pada saat ini menjadi primadona, sebab bisa disiarkan secara langsung/interaktif dan atraktif.
Antara saya dan Eddy Koko adalah ingin bercerita tentang talkshow radio yang bisa diterjemahkan pertunjukkan berbicara di radio. Radio talkshow sering juga diartikan sebagai Radio Talk, yakni pembicaraan di radio. Pada talkshow unsur hiburan bukanlah menjadi menu yang utama. Talkshow Radio adalah untuk mendengarkan kata-kata sang narasumber sendiri, nada bicara, dan karakter pembawaan narsum tersebut.
Program talkshow adalah program yang dapat memperkaya wawasan pirsawan radio atau pemirsa televisi terhadap sebuah permasalahan. Kunci utama dari kesuksesan program talkshow adalah kemampuan anchor dalam mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap segar.
Program talkshow merupakan pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan. Dalam program ini masing-masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapatnya terhadap sebuah isu/ topik yang dibahas. Seorang anchor harus cekatan dan taktis menghentikan atau membelokkan perdebatan apabila sudah mengarah pada bahaya kemarahan dan tindakan fisik.
Talkshow idealnya dilakukan di dalam ruangan dengan demikian seorang anchor bisa memiliki waktu untuk menambah pertanyaan jika narasumber berusaha menghindari sebuah pertanyaan. Talkshow itu topiknya beragam, selain memperhatikan unsur aktualitas juga memperhatikan persoalan-persoalan sosial, budaya, politik di sekitar masyarakat. Topik talkshow bukan datang tiba-tiba dari langit tapi ditentukan melalui riset.
Dalam melakukan riset seorang anchor harus bekerjasama dengan produser talkshow untuk menentukan apakah topik yang dipilih memenuhi kriteria materi talkshow? Melalui riset pula seorang produser menentukan tokoh-tokoh atau nara sumber yang akan diundang untuk berbicara. Program talkshow tidak akan efektif jika seorang anchor tidak mampu menguasai permasalahan itu. Seorang anchor yang cerdas sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan kejutan agar dapat membuat program talkshow menjadi menarik dan dinamis. Ingat bukan pertanyaan jebakan.
Program talkshow di radio atau di televisi tidak lepas dari unsur hiburan. Seorang anchor juga dituntut memiliki rasa humor suasana nara sumber, pendengar atau penonton tidak merasa jenuh dalam mendengar atau menyaksikan sebuah program talkshow. Humor yang disampaikan harus kreatif dan berkelas. Kreatifitas hanya mungkin pada seseorang yang memiliki kecerdasan serta terus menerus mencari dan belajar. Anchor talkshow juga harus memiliki keterampilan jurnalistik khususnya teknik wawancara.
Acara talkshow yang awalnya muncul sebagai acara di radio. Seiring kemajuan teknologi kemudian acara talkshow pindah ke layar kaca sekarang ada di dunia virtual. Sejarah talkshow di televisi dimulai akhir 1940-an dan awal 1950-an. Sejak 1950-an, penonton televisi di Amerika Serikat telah menikmati hiburan yang ditawarkan acara talkshow. Program hiburan di televisi ini memiliki tiga komponen dasar, yakni: studio televisi, host (pemandu acara), dan wawancara.
Talkshow dapat dikatakan perpaduan antara seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik. Talkshow di beberapa radio kerap menjadi acara atau program khusus. Program talkshow berpotensi diminati pirsawan karena disiarkan secara interaktif dan atraktif. Talkshow saat ini menjadi primadona, sebab bisa disiarkan secara langsung/interaktif dan atraktif.
Harus diingat, talkshow berbeda dengan wawancara berita. Perbedaan paling penting antara talkshow dan wawancara berita adalah sifat dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topik perbincangan, jam siarnya fleksibel. Sementara talkshow merupakan salah satu ajang interaksi yang mencerdaskan.
Salam hormat kepada Mas Eddy Koko.
Editor : MA